Fadhil Ashari On Minggu, 20 Mei 2012

1.       Perkembangan peralatan teknologi
Dalam melakukan pengukuran tersebut kamu memerlukan alat ukur yang sesuai dengan fungsinya.Sekarang kamu mengenal alat untuk mengukur panjang, yaitu meteran, penggaris,  dan lain sebagainya. Bagaimanakah orang-orang pada jaman dahulu melakukan pengukuran sebelum ada penggaris dan alat ukur lainnya seperti yang ada sekarang?Pada zaman dahulu orang melakukan pengukuran panjang menggunakan anggota badannya, seperti tangan dalam bentuk jengkal maupun ”depa” atau kaki dalam bentuk langkah. Jengkal, ”depa” dan langkah Anak kecil dan orang dewasa berbeda, Dengan demikian hasil pengukuran tersebut sering berbeda. Perbedaan hasil pengukuran tersebut juga sering menimbulkan perselisihan antara mereka. Sejak itu mulai dipikirkan untuk mencari alat ukur yang dapat menghasilkan ukuran yang sama yang dapat diterima .
Pada awalnya alat ukur yang digunakan orang untuk mengukur adalah alat yang ada disekitarnya bukan bagian tubuhnya. Di daerah Jawa Barat misalnya digunakan tumbak, bata dan lain sebagainya. Alat ukur seperti itu digunakan untuk mengukur bidang datar seperti luas sawah, kebun, kolam dan lain sebagainya, sampai sekarang. Namun masih ada persoalan. Hal ini dikarenakan ukuran tumbak dan bata pada setiap daerah berbeda-beda sehingga tidak bisa diberlakukan di semua daerah. Bertolak dari itu manusia  mulai berpikir untuk mengembangkan alat ukur yang hasilnya bisa diterima oleh orang di semua tempat, baik di Papua, di Aceh,  Sulawesi, Ambon, Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali, Jawa,  bahkan di kutub selatan.
Bertolak dari itu muncul alat ukur yang menggunakan satuan ukuran yang seragam dan bisa diterima oleh semua orang. Satuan ukur tersebut ada yang menggunakan sistim meter dan ada yang menggunakan sistim inci. Sistim ukuran ini disimpan atau dicetak dalam benda-benda tertentu, seperti kayu, plastik, metal, gelas,   dan lain sebagainya. Bentuk alat ukur seperti penggaris atau mistar dan pita meteran adalah alat ukur yang biasanya menggunakan bahan dari kayu, palstik, metalin, atau baja lunak yang memuat sistem pengukuran. Mistar plastik adalah alat ukur yang menggunakan bahan plastik untuk menyimpan sistim satuan pengukuran. Bila bahan alat ukur dari metal, kita menyebutnya penggaris metal. Bila dari bahan kayu disebut penggaris kayu. Ada juga mistar yang dibuat dari kombinasi berbagai bahan antara lain mistar gulung dan lain-lain . Alat ukur tersebut berkembang sesuai dengan kebutuhannya.  Kebutuhan lainnya adalah kalau kita akan mengukur pada bidang yang luas, seperti kebun, kolam, dan sawah. Untuk kebutuhan itu diperlukan alat ukur lain, di antaranya theodolit atau water pass. Semua alat ukur di atas, digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi suatu benda. Bisa benda yang satu dimensi, dua dimensi maupun tiga dimensi. Garis adalah benda satu dimensi. Luas kebun, sawah dan


bidang datar lainnya adalah bentuk dua dimensi. Kubus, kelereng, buku adalah bentuk benda tiga dimensi.
2.     Keselamatan kerja
Dalam ruang praktik Pendidikan Teknologi cara penataan ruangan berbeda dengan ruangan kelas belajar lainnya. Dalam ruangan Pendidikan Teknologi terdapat ruangan teori, ruang komputer, dan ruang praktik. Khususnya untuk ruang komputer dan terutama ruang praktik, kamu harus tahu bagaimana cara belajar di ruang tersebut karena dalam ruang praktik banyak terdapat alat-alat yang dapat menimbulkan kecelakaan, terutama ketika kamu praktik membuat benda kerja. Dengan demikian hal yang berhubungan dengan keselamatan kerja harus  kamu perhatikan. Di bawah ini, hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan kerja yang dikenal dengan 6T : Tidak berhati-hati
                                    Tidak memperhatikan
                                    Tidak tahu
                                    Tidak tangkas
                                    Tidak pengalaman
                                    Tidak waspada
Dari kata-kata di atas yang berawalan huruf T adalah yang paling banyak menimbulkan kecelakaan di ruang Pendidikan Teknologi ketika kamu sedang bekerja. Oleh karena, itu ketertiban dalam bekerja menjadi salah satu kegiatan yang perlu kamu ketahui dan sangat penting untuk keselamatan kerja kamu. Selanjutnya, pada saat bekerja, patuhilah ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
1.                Jangan berdesakan
Di dalam ruang praktik meja kerja atau tempat kamu bekerja usahakan terpisah jauh. Tidak saling berdesakan pada saat kamu bekerja karena dapat menyebabkan kamu terluka, misalnya terkena solderan panas teman kalian atau tersayat cutter teman kalian.
2.               Jagalah agar peralatan kerja tetap dalam kondisi yang baik
Alat yang tumpul dapat menyebabkan meleset dan dapat menyebabkan kalian atau teman kalian terluka. Letakkan peralatan pada posisi yang aman agar tidak  mudah jatuh. Bila kalian sudah tidak menggunakannnya lagi, simpanlah perlatan itu pada tempatnya dengan baik. Sebagai contoh bila kamu menggunakan alat yang tajam seharusnya alat itu disimpan dengan posisi mata tajam mengarah ke bawah.
3.               Jagalah agar tangan kalian jangan terlalu dekat dengan mata pisau pada saat memotong
Ada kemungkinan peralatan tajam dapat meleset dari sasaran, oleh sebab itu kalian harus menjaga agar tangan kalian tidak terkena perlatan tajam.




4.Gunakan pakaian pelindung
Pada saat bekerja sebaiknya menggunakan pakian pelindung seperti jas lab atau pakaian praktik. Hal ini berguna untuk menjaga agar pakaian tetap bersih dari sisa atau serpihan pemotongan atau benda-benda kotor.
5.Gunakan kaca mata pengaman
Pada saat bekerja dengan peralatan mesin, misalnya mesin bor dan mesin gergaji, pakaialah selalu kaca mata pengaman karena pada saat bekerja dengan mesin-mesin itu, banyak potongan kecil yang akan terpental dan mungkin mengenai atau melukai mata.
6     Gunakan pelindung kepala
Helm kerja maupun Peci adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang terputar, misalnya mesin bor atau sewaktu kamu sedang mengelas.  Hal ini untuk menjaga terlilitnya rambut pada putaran bor atau rambut terkena percikan api.  Terutama pada waktu mengelas benda di atas kepala (over head)  tutup kepala atau peci sangatlah penting. 
7.Gunakan pelindung telinga
Alat pelindung telinga adalah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising, dan menahan bising dari letupan-letupan bunyi.
8.Gunakan pelindung hidung
Alat pelindung hidung adalah alat yang melindungi hidung dari terisapnya debu dan semprotan cairan, gas-gas yang beracun, dan partikel kecil lainnya.
9Gunakan pelindung tangan
Alat pelindung tangan adalah alat yang melindungi tangan terbuat dari bermacam-macam bahan (Kain, asbes, kulit dan karet) dan disesuaikan dengan kebutuhannya.
10.Gunakan pelindung kaki
Untuk menghindarkan kerusakan pada kaki akibat tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia, gunakan alat pelindung berupa sepatu.  Sepatu harus terbuat dari bahan yang sesuai dengan kebutuhan tempat kamu bekerja.
11.Hati-hati bekerja dengan peralatan mesin yang berputar
Peralatan yang berputar sudah secara khusus diberi pelindung oleh perusahaan pembuatnya. Meskipun begitu tetap saja ada kemungkinan terjadi kecelakaan yang disebabkan kecerobohan pengguna peralatan itu. Untuk itu ikatlah jas lab dan rambut panjang kamu agar tidak terlilit pada mesin yang berputar.


12.Jepitlah benda kerja yang akan diberi lubang atau dikikir
Bila melakukan pengeboran atau melubang benda dengan pahat yang
akan mengeluarkan kekuatan yang besar sebaiknya kamu gunakan penjepit yang kuat, agar benda kerja tidak terlempar atau terlepas. Untuk mencegah hal itu gunakanlah ragum atau penjepit lainnya.
13.Perhatikan lokasi saklar atau tombol darurat
Di Ruang laboratorium sebaiknya dipasang beberapa saklar darurat. Dengan menggunakan saklar darurat,  semua aliran listrik dapat sekaligus dimatikan.
14.Hati-hati bekerja dengan peralatan yang menggunakan arus listrik
Arus listrik sangat berbahaya, oleh karena itu hati-hati bila menghubungkan peralatan listrik ke sumber listrik. Perhatikan kabel penghubung. Bila terdapat bagian yang terkelupas sebaiknya jangan digunakan. Perhatikan pula besaran tegangan yang terdapat pada sumber listrik, apakah telah sesuai dengan karakteristik alat yang akan digunakan.
15.Menjaga kebersihan ruang laboratorium
Di samping peralatan yang harus dirawat dengan baik, kita juga harus memperhatikan kebersihan ruangan pratikum atau labotatorium. Setelah selesai bekerja, biasakan membersihkan kembali ruang yang kamu pakai.

3.     Alat – alat ukur
Sebelum  mistar dan pita ukur ditemukan, orang menggunakan jari tangan dan kakinya sebagai alat untuk mengukur jarak. Tangan digunakan untuk mengukur jarak yang dekat, misalnya dalam satuan ukuran jengkal dan hasta. Sedangkan kaki atau langkah dipakai untuk jarak yang jauh. Sekarang alat yang digunakan untuk mengukur panjang atau tinggi suatu benda adalah mistar, rol meter  atau pita ukur. Satuan yang umum digunakan pada alat ukur panjang dewasa ini, yaitu satuan metrik seperti millimeter, centimeter, meter, dan satuan imperial seperti: kaki, inchi, dan sebagainya. Di Laboratorium banyak macam alat ukur contohnya mistar atau penggaris dari palstik atau baja yang panjangnya 30 cm, penggaris yang panjangnya 1 meter, rol meter, meteran baju, mistar geser dan lain sebagainya. Untuk mengukur panjang, dapat kamu lakukan dengan cara sebagai berikut. 1) Beri tanda pada benda yang akan diukur. 2) letakkan skala angka 0 (nol) pada alat ukur tersebut dan beri tanda.   3) bacalah angka skala alat ukur pada  ujung yang lain  untuk mengetahui panjang benda tersebut.
Untuk menimbang benda,  dapat  digunakan alat  ukur yang disebut timbangan atau neraca. Satuan timbangan atau massa yang umum digunakan yaitu  gram, ons, kilogram, dan ton. Saat menimbang massa badan di atas timbangan, ada kekuatan yang menarik kearah bumi yang disebut gravitasi. Semua benda dipegaruhi grafitasi. Saat kamu mengatakan sesuatu itu menjadi berat atau ringan, disebabkan bumi menariknya dengan kekuatan besar atau kecil. Massa sesuatu benda yang dipengaruhi oleh gravitasi itulah yang dimaksud dengan berat dan ringan. Lazimnya orang menggunakan satuan kg untuk mengukur berat. Seharusnya satuan tersebut menggunakan Newton (N). Alat untuk mengukur suhu atau temperatur disebut thermometer. Satuan yang dipakai adalah derajat Celsius, Fahrenheit atau Reamur. Skala yang biasa digunakan di Indonesia yaitu sekala Celsius. Lambang yang dipakai untuk menunjukkan derajat adalah tanda º, misalnya 10 derajat Celsius ditulis 10ºC. Bila ada pengukuran dengan garis dan ujungnya menggunakan tanda panah maka pengukuran dimulai dari ujung tanda panah tersebut.
4.    Sketsa teknik
Gambar skesta merupakan gambar ide awal untuk mengekspresikan gagasan tertentu ke dalam gambar disain.  Merangkum aspek-aspek disain gambar awal yang memerlukan olahan lebih lanjut. Gambar sketsa merupakan sarana komunikasi awal untuk perancang (yang menggambar) maupun orang lain. Menggambar sketsa pada dasarnya adalah menarik garis dengan tangan bebas, tanpa dibantu mistar atau penggaris. Dengan demikian kualitas garis harus diperhatikan sesuai dengan karakter dan jenis gambar yang akan disajikan. Kualitas garis yang dibuat oleh pinsil akan ditentukan oleh tingkat kehitaman (ketebalan) garis dan lebar garis. Pada gambar sketsa, semua garis harus dimulai dan diakhiri dengan tegas dan harus mempunyai kaitan yang logis dengan garis lainnya dari awal sampai akhir. Bila dua garis membentuk sudut atau perpotongan, kedua ujungnya harus bertemu, tidak boleh kurang atau lebih. Langkah-langkah untuk membuat garis lurus vertical maupun horizontal dalam gambar sketsa, sebagai berikut :
·         Tandai  titik awal dan titik akhir.
·         Buat beberapa gerakan percobaan antara kedua titik tersebut untuk menyesuaikan mata dan tangan dengan garis yang akan dibuat.
·         Buat sketsa garis yang sangat tipis. Mulai dari titik awal sampai titik akhir. Tujukan mata ke titik akhir.
·         Buat  garis sketsa jadi dengan menghitamkan garis percobaan yang tipis tadi. Pada saat ini mata ditujukan pada ujung pensil digaris percobaan.
·         Apabila ingin membuat garis lengkung yang bertemu dengan garis lurus, mulai dari ujung garis lengkung tadi, untuk menghindari titik pertemuan yang tidak tepat.

Dalam membuat gambar sketsa kamu perlu mengikuti urutan-urutan berikut ini.
·         Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal maupun lengkung secara tipis-tipis.
·         Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kotak/kubus dalam keadaan tipis.
·         Menebalkan garis-garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.
 Dalam menggambar sketsa teknik kamu akan belajar menggambar dengan arah pandang isometris. Biasanya gambar dengan pandangan secara isometris dilihat pada posisi miring sehingga arah pandangan yang kelihatan bisa terlihat dari beberapa bidang yaitu bidang atas, bidang depan, dan bidang



samping atau biasa disebut pandangan depan, pandangan atas, dan pandangan samping. Prinsip dasar menggambar sketsa proyeksi isometris (proyeksi miring) adalah sebagai berikut.
·         Semua garis vertikal tetap kelihatan vertikal.
·         Semua garis horizontal tetap kelihatan horizontal.
·         Semua garis yang sejajar sumbu X, Y, Z dapat digambarkan berdasarkan skala atau proporsi tertentu.
·         Dalam proyeksi isometric ketiga permukaan yang tampak mendapat perhatian yang sama.
·         Pada proyeksi miring tampak sebuah bidang vertikal tetap sejajar dengan permukaan bidang gambar dan terlihat seperti keadaan sebenarnya.
Di bawah ini contoh arah pandangan isometris (proyeksi miring) yang terlihat beberapa sudut pandangannya. Untuk dapat menggambar sebuah benda dengan proyeksi miring (isometris) ada beberapa ketentuan.
·         Sebuah garis vertikal akan tetap vertikal.
·         Semua garis yang miring ke bawah membentuk sudut 30 derajat terhadap horizontal atau cakrawala.
·         Semua garis digambar sesuai dengan ukuran sebenarnya atau pada skala yang sama.
·         Sisi yang tidak tampak digambar dengan garis putus-putus, sedangkan sisi yang nampak digambar dengan garis yang utuh.
·         Ketebalan garis utuh digambar dua kali ketebalan garis putus-putus.












      


DAFTAR PUSTAKA

AT-Team S.G De Boulevard. 1987. De Marke Technick, Penerbit Hogaschool Interstadie Education Sector.

De Schrijvers, dkk, 1995. Technick Total Basis Deel 1, Penerbit Van Merkerk Educatieve Centrum b.v.

J. Feenstra. 1993. Technich In Leiding MHV 1 ,  Leiden : Penerbit SMD, Educatieve Vitgevers Spruyt, Van Montgen & De Boes bv.


Mes Peter, dkk. 1996. Technologies 1 MHV,  Penerbit Educagoel, Educatieve Partners.


Soetarjo. 1999.  Suatu Kepraktisan Belajar Pesawat Perkakas. Surabaya: Penerbit SIC.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Pages

Category

Archive

Popular Posts

Categories

Followers

Blog Archive

Catwidget1